Sholat Dzuhur berjamaah merupakan kegiatan yang sudah tak asing bagi warga SMK Negeri Sekar. Setiap pukul 12.00 WIB, sekolah selalu memberi waktu selama 30 menit agar bisa melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Kegiatan keagamaan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan tali silaturahmi antara sesama warga sekolah, baik antara siswa dengan siswa, maupun antara siswa dengan guru. Selain itu, sholat berjamaah juga dapat membantu dalam membina karakter siswa.
Hakikatnya, peran sekolah bukan hanya sebatas mendidik siswanya agar menjadi manusia pandai, tetapi juga membina karakter siswa agar mampu diterima dan membawa manfaat di lingkungan masyarakat. Selama ini, ada yang beranggapan bahwa sekolah negeri kurang memperhatikan aspek keagamaan. Padahal, tidak seperti itu, sebagaimana terjadi di SMK Negeri Sekar, aspek keagamaan sangat diperhatikan di antaranya dengan sholat dzuhur berjamaah.
Sholat dzuhur berjamaah bertujuan mendidik siswa agar memiliki akhlak terpuji dan terhindar dari akhlak yang tercela. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan usaha yang keras, terkadang siswa lebih senang sholat sendiri-sendiri di bandingkan dengan berjamaah. Alasannya bermacam-macam, ada yang takut karena di jam terakhir akan ada ulangan dan belum belajar, ada pula yang beralasan belum mengerjakan PR sehingga tidak bisa salat berjamaah.
Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang beralasan belum menyadari pentingnya salat berjamaah, apa saja keutamaannya, dan hukum meninggalkannya. Meninggalkan salat berjamaah demi pekerjaan telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 102 yang artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan sholat bersama-sama mereka. Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang sholat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh).”
Pada ayat tersebut jelas dikatakan bahwa kita tidak boleh meninggalkan salat berjamaah hanya untuk pekerjaan. Di zaman Rasulullah, saat terjadi peperangan pun sholat berjamaah tetap dilaksanakan, apalagi sekarang dalam keadaan damai. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menunaikan salat berjamaah. Maka, jangan sampai kesibukan dunia menjadi penghalang.
Menerapkan sikap disiplin pada siswa tidaklah mudah, terkadang diperlukan sikap yang tegas. Namun, seiring berjalannya waktu, kesadaran siswa terhadap pentingnya melaksanakan salat zuhur berjamaah mulai tumbuh. Dari sinilah sikap kedisiplin siswa terbentuk. Dampaknya, siswa tidak hanya disiplin dalam salat berjamaah, tetapi juga atas hal lain.
Dengan seringnya bertemu saat salat berjamaah, tumbuh sikap saling menyayangi pada diri siswa. Berjabat tangan dapat mempersatukan hubungan silaturahmi, mengenal teman yang selama ini belum dikenal, menunjukkan bahwa Islam mengajarkan untuk bersikap ramah terhadap orang lain. Dengan sholat berjamaah, siswa akan terhindar dari perilaku tidak terpuji karena tahu Allah selalu mengawasi apa yang dilakukan manusia.
Lalu, pertanyaannya, jika karakter siswa bisa dibentuk melalui salat dzuhur berjamaah, mengapa siswa masih bersikap tidak disiplin atau masih berperilaku kurang baik? Jawabannya, ada pada diri masing-masing siswa. Jika sejak awal mereka memang tidak ikhlas menjalankannya, maka apa yang telah dikerjakan tidak akan membuahkan hasil. Dengan ikhlas, inyaallah semuanya akan dimudahkan oleh Allah Swt.
Menurut jumhur ulama, sholat berjamaah hukumnya sunnah muakkad, sedangkan menurut Imam Ahmad bin Hanbal, salat berjamaah hukumnya wajib. Rasulullah sendiri selama hidupnya belum pernah meninggalkan sholat berjamaah di masjid meskipun sedang sakit. Rasulullah saw. pernah memperingatkan dengan keras keharusan salat berjamaah di masjid sebagaimana diuraikan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori Muslim berikut.
“Demi jiwaku yang berada dalam kekusaan-Nya, sungguh aku hendak menyuruh mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku suruh seseorang untuk adzan dan yang lain untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi kepada orang-orang yang yang tidak ikut sholat kemudian aku bakar rumah mereka.”
Suatu saat Rasulullah didatangi sahabatnya yang bernama Abdullah bin Umi Maktum. Ia adalah seorang yang buta dan meminta keringanan pada Rasulullah untuk salat berjamaah di rumah. Akan tetapi, Rasulullah menyerukan kepada umatnya agar senantiasa menunaikan salat berjamaah di masjid sekalipun kepada sahabatnya yang tidak bisa melihat. Dalam hadis tersebut jelaslah bahwa salat berjamaah itu sangatlah dianjurkan bagi orang-orang yang masih mampu melakukannya, apalagi bagi seorang siswa yang masih diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah dalam melaksanakan berbagai hal.
Begitu banyak keutamaan atau manfaat dari salat berjamaah, maka dari itu, sungguh merugilah kita jika meninggalkannya. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari melaksanakan sholat berjamaah di lingkungan sekolah adalah untuk pembentukan karakter siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sampaikan komentar Anda disini