Studi tiru merupakan konsep belajar yang dilakukan pada suatu institusi yang dianggap lebih kompeten dalam suatu hal dengan maksud peningkatan mutu, perluasan usaha, perbaikan sistem dan penentuan kebijakan baru. Studi tiru dilaksanakan dengan salah satu tujuan untuk membawa manfaat, meningkatkan sinergi, dan membangun kerja sama antara masing-masing lembaga pelaksana Studi Tiru.
Acara Studi Tiru dimulai pukul 09.10 WIB, di aula SMKN 1 Plosoklaten. Diawali dengan pembukaan dan doa yang dipimpin Waka Humas SMKN 1 Plosoklaten. Sambutan dari waka humas SMKN Sekar Bojonegoro, beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak sekolah yang telah mengijinkan rombongan dari SMKN Sekar Bojonegoro melakukan studi tiru. Mengucapkan rasa syukur bisa berkunjung ke kota yang keren yang terkenal akan kemegahan simpang lima gumul. Projek-projek yang bisa dilaksanakan disini sangat kontekstual dan dekat. Beliau juga mohon ijin untuk belajar dari SMKN 1 Plosoklaten. Bahwasanya dalam menghadapi Kurikulum Merdeka yang sudah di depan mata dan masih minimalis, meraba-raba Kurikulum Merdeka. Namun tetap semangat untuk perubahan dan siap melayani anak-anak.
Bapak Drs. Edy Eko Utomo, M.Si. selaku Kepala SMKN 1 Plosoklaten menyampaikan sambutan sekaligus memberikan materi. Untuk menuju Kurikulum 2024, kita perlu sharing agar kurikulum ini nantinya sesuai dengan anak didik kita generasi Milenial . Kita mempersiapkan anak-anak kita sesuai jamannya. Dinamika yang terjadi jangan dijadikan masalah namun harus kita cari praktek-praktek yang nantinya akan menjadi standar. Adanya guru penggerak, nantinya saat 2024 sudah siap untuk mewujudkan misi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.
Ruhnya kurikulum merdeka adalah tentang paradigma pembelajaran baru. Pembelajaran yang terdiferensiasi. Diferensiasi konten, proses dan produk. Pemerintah masih mengijinkan menggunakan kurikulum lama untuk mandiri belajar (Mandiri I) namun paradigma pembelajarannya harus kekinian dan bermuara pada kepentingan siswa.
Kurikulum Merdeka cenderung mengolah hati, bagaimana kita bisa memfasilitasi dan mengkondisikan perbedaan siswa (heterogen) dari segi produk. Dari sisi proses, pembelajaran harus bervariasi misalnya melihat gaya belajar siswa. Ada gaya Visual, Auditory, Linguistik (verbal), Physical (kinestetik), Logical, Sosial dan Intrapersonal. Proses pembelajaran kelas semua dapat terfasilitasi. Kemudian di asessman, Kurikulum merdeka lebih sederhana dan ada penilaian Profil pelajar Pancasila. Pesannya Kurikulum Merdeka jangan dibuat susah, karena ini adalah dinamika yang harus dijalani. Kuncinya, jangan takut beda yang penting tidak menabrak regulasi.
Studi tiru ini pada intinya berisi kegiatan dialog tanya jawab antara bapak ibu guru dari SMK Negeri Sekar Bojonegoro dengan SMKN 1 Plosoklaten Kediri. Dari mulai memberikan contoh hasil Projek karya siswa. Bapak ibu guru menyampaikan beberapa pertanyaan yang terkait pelaksanaan kurikulum merdeka terutama projek mulai dari Timeline, Jadwal, Praktek dan Asessmen
Kegiatan berakhir pada pukul 12.00 dilanjutkan istirahat makan siang dan sholat. Suasana yang kekeluargaan membuat kami betah dan merasa dekat dengan SMKN 1 Plosoklaten Kediri. Namun kebersamaan harus berakhir karena kami harus kembali ke SMKN Sekar Bojonegoro. Dengan semangat baru untuk menghadapai Kurikulum Merdeka.
Harapan kami apa yang kami peroleh dan pelajari dari SMKN 1 Plosoklaten Kediri semakin membawa pencerahan dan semangat serta menjadi motivasi untuk melaksanakan kurikulum Merdeka dengan baik. (Ed: Hendri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sampaikan komentar Anda disini